Bukti keberhasilan pendidikan putra-putra P.A. Condronegoro IV


Armijn Pane (2008:2) menyatakan bahwa P.A. Condronegoro IV mendatangkan guru asing dari Belanda ke rumah untuk memberikan  pelajaran  pengetahuan umum dan etika masyarakat Eropa. Bupati berpikiran maju ini berharap anak-anaknya bisa memenuhi syarat sebagai pejabat tinggi dalam pemerintahan.


Nomor I sampai III adalah putra PAA Tjondronegoro IV, bupati Kudus
1834-58. Pada 1854 ia diminta untuk menyelesaikan masalah banjir yang
merundung Demak. Praktis ia lantas juga menjabat bupati Demak 1854-64.
Banjir  diselesaikannya dengan membuat kanal sodetan Kali Tuntang.
Tjondronegoro bersaudara, 1860-an. Kelak mereka menguasai Pantura: Kudus, Brebes, Demak, Jepara.

Harapannya tidak sia-sia. Anak-anaknya tercatat dalam sejarah sebagai bupati yang lebih maju dari koleganya yang lain. Bahkan dua anaknya mengukir sejarah cemerlang di Indonesia.

Dalam potret (sumber Potret Lawas)
I: TJONDRONEGORO V. Bernama lahir Prawoto. Sbg sulung, ia berhak meneruskan gelar ayahnya. Saat sang ayah diminta jadi bupati Demak ia masih sekolah. Begitu lulus ia gantikan ayahnya. Prawoto menjabat bupati Kudus 1858-80. Lalu diminta jadi bupati Brebes hingga wafat, 6 Mei 1885.

II: POERBONINGRAT. Aslinya bernama Trenggono. Ia gantikan Tjondronegoro IV sbg bupati Demak sampai Maret 1881. Lalu dipindah ke Semarang hingga wafat pada 11 Juni 1883. Meski singkat, di Semarang ia dikenang karena menyelesaikan renovasi Masjid Agung yang bertahun² terbengkalai .

III: SOSRONINGRAT. Terlahir Samingoen. Di antara lainnya mungkin kini ia paling dikenal: ia ayah RA Kartini. Jadi bupati Jepara sejak 6 Jan 1881 - 21 Jan 1905. Ia adl satu dari sedikit bupati Jawa yang tidak menerima pendidikan formal Belanda tapi fasih berbicara bahasa Belanda.

IV: HADININGRAT. Sebelum gantikan Poerboningrat jadi bupati Demak, Hadiningrat jaksa Pekalongan. Termuda, ia juga yang terlama jadi bupati dibanding kakak²nya. 34 tahun, hingga ia meninggal mendadak pada 3 April 1915. Sama dengan ayahnya, Hadiningrat pun bergelar Pangeran.

Sulur kekuasaan ini kian panjang jika ditelusuri ke atas-bawah. Ada puluhan nama bupati di Jawa. Nama mereka mungkin kurang signifikan dalam narasi sejarah nasional, tapi bisa saja berpengaruh kuat di tingkat lokal. Setidaknya beberapa makamnya masih diziarahi tiap jelang pemilu.

Catatan:
Dalam foto, tampak ada wine dan cerutu yang dipegang oleh mereka. >>Bukti Pembaratan<<


R.M.T.A. Sosroningrat sering disebut sebagai


Potret Lawas
@potretlawas




Intp Susi

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter