21 Februari lalu, 26 perwakilan komunitas dari Jepara melakukan kegiatan wana wisata bersama dengan tajuk, Piknik Lintas Komunitas Jepara - Ekspedisi Air Terjun Sumenep. Kegiatan piknik yang salah satu tujuannya adalah memperkenalkan wisata alam di Jepara ini langsung mendapat sambutan meriah. Tak kurang 200 peserta piknik datang bersama-sama maupun menyusul kemudian. Sampai rombongan kami pulang pada pukul 2 sore, masih banyak rombongan yang datang menyusul. Padahal saat itu cuaca tidak terlalu bersahabat karena mendung dan hujan di beberapa lokasi. Harus saya akui, kegiatan Piknik Lintas Komunitas pertama ke air terjun Sumenep Jepara berlangsung sukses dan mengagetkan.
Air terjun Sumenep Jepara, ketika mendengar pertama kali namanya, saya sempat berpikir, apa hubungannya dengan salah satu kota di pulau Madura, ya. Namun pertanyaan saya itu tak jua terjawab meski sudah saya tanyakan berkali-kali, bahkan ke pemuda dari desa di Batealit. Entah mengapa nama Sumenep disematkan. Selintas terpikir, mungkin asal kata Sumenep dari 2 kata bahasa Jawa: Su yang berarti baik, dan menep yang bermakna mengendap. Tetapi tentu saja, itu adalah tebakan saya berdasarkan etimologi kata Sumenep. Hah... abaikan... saya khawatir jika itu hanya hasil khayalan saya. Mungkin suatu saat saya harus bertanya langsung pada Bapak yang dituakan di dukuh Setro Batealit.
[caption id="attachment_74" align="aligncenter" width="640"] Ekspedisi Air terjun Sumenep Jepara[/caption]
Piknik Lintas Komunitas bertajuk Expedisi Air Terjun Sumenep lalu saya berangkat sekeluarga. Anak-anak ikut serta karena memang bisa dijadikan obyek wisata keluarga. Setidaknya itulah informasi yang saya terima saat itu. Sampai saat menulis ini, saya masih sepakat bahwa air terjun Sumenep cocok dijadikan wisata keluarga. Tapi, keluarga yang memang senang berwisata alam. Jalan menuju ke lokasi cukup jauh dari area parkir motor/mobil. Jalan yang dilalui juga sempit dan cukup licin. Meski begitu, pemandangan dan udaranya sangat bagus. Udara pedesaan belum banyak tersentuh polusi udara.
Jalur Menuju Air Terjun Sumenep
Sebagaimana saya sebutkan di atas, kami ikut Piknik Lintas Komunitas ke air terjun Sumenep. Rombongan pertama yang terkumpul di depan Kecamatan Batealit lebih dari 100 orang. Kami menuju ke lokasi dengan bermotor. Dengan kesepakatan bersama, sebagian besar rombongan memarkirkan sepeda motor di rumah terakhir warga dukuh Setro. Jalanan di area Pinusan (hutan pinus Setro) ditutup batu dan agak sulit bagi pengendara motor perempuan untuk bermanuver.
Setelah semua motor terparkir, sosialisasi dan doa bersama, rombongan berangkat bersama menuju lokasi. Kami menyusuri hutan pinusan Setro bersama. Seperti dugaan, pemandangan sisi kiri luar biasa indah, terutama bagi kami yang jarang-jarang melihat area persawahan terasering. Jalanan yang landai membuat kami bisa berjalan sambil menikmati pemandangan dan berfoto-foto. Ketika sampai di area atas pinus, barulah kami menyadari, rombongan terdepan tersesat. Tanda menuju air terjun memang kecil. Sembari menunggu rombongan tersesat, kami beristirahat sejenak. Tak sampai 15 menit, semua rombongan berkumpul kembali dan perjalanan pun dilanjutkan.
Kali ini jalan yang diambil adalah jalan kecil yang agak licin karena basah. Jalan menurun ini hanya bisa dilalui satu orang. Jalanan setapak yang belum diberi batu atau penahan kaki agar tidak terpeleset. Alhasil, beberapa peserta yang kurang hati-hati terpeleset namun tak sampai benar-benar jatuh. Saya termasuk yang terpeleset karena kurang menguasai medan, berat badan, dan kurang teori berjalan menuruni tebing. Karena agak was-was, saya berjalan mencondongkan badan ke depan. Hehehe... oke, itu catatan pribadi yang harus saya ingat, makanya saya tulis di sini. Selama perjalanan saya tahu posisi berjalan saya salah, tetapi saya yang bandel saja. ;)
Setelah berjalan sekitar 2 jam dari lokasi parkir motor rombongan, akhirnya terdengar gemericik air jatuh yang cukup keras. Jalanan yang mulai melandai dan melewati galengan sawah warga membuat semangat saya terpacu untuk berjalan lebih cepat. Dan... perjuangan terbayar. Air terjun Sumenep Jepara seindah yang terlihat di foto. Mata saya berbinar cerah dan semua kelelahan tiba-tiba hilang. Kedua anak saya, Destin (11 tahun) dan Binbin (7 tahun) langsung meminta izin bermain air dan dengan riang berlari menuju air dipojokan yang tak terlalu terganggu oleh para peserta rombongan yang langsung berfoto-foto di air terjun.
Di Air terjun Sumenep
Air terjun Sumenep Jepara sebenarnya bertingkat 3 dengan 3 aliran air terjun di setiap tingkat. Jarak dari satu air terjun ke air terjun lainnya sekitar 15 menit dengan jalanan yang lebih menanjak. Air terjun tingkat pertama adalah tempat berkumpul rombongan yang pertama. Sebagaimana saya sebutkan sebelumnya, bahwa jalan menuju lokasi hanya bisa dilalui oleh 1 orang bergantian. Ada beberapa jalan yang cukup besar untuk dilalui berdua, namun tetap tak mudah melaluinya. Sambil menunggu semua berkumpul, kami makan, minum, bermain air, foto-foto, mendirikan tenda, atau memasak. Kesempatan ini saya gunakan untuk beristirahat sambil mengingat-ingat, sudah belasan tahun saya tidak berjalan seperti tadi. Itu adalah prestasi tersendiri bagi saya. Anak-anak? Mereka hebat, jujur saja. Saya tak sanggup menyamai langkah mereka dan terpaksa menitipkan keduanya pada komunitas lain yang berjalan lebih cepat. Ini catatan tersendiri, karena itu berarti mereka sudah siap diajak ekspedisi lainnya ke hutan atau pun gunung. Kendala yang mungkin perlu diwaspadai malah ada pada saya sendiri yang kepayahan akibat kurang olahraga dan berjalan jauh. Ini catatan tersendiri bagi saya.
Satu jam beristirahat, kami mulai berfoto-foto bersama. Beberapa komunitas sudah berjalan menuju lokasi kedua dan ketiga. Acara memang bebas dan tidak mengikat. Sejak awal kami diberitahu bahwa expedisi ini akan mengunjungi 3 lokasi air terjun Sumenep. Saya yang sudah berjanji akan memandikan dan merawat ibu Asar nanti sudah meminta izin hanya ikut sampai di tingkat 1 saja.
Sekitar pukul 12:15 , saya sekeluarga dan Jiah, blogger dari Jepara yang berangkat bersama saya dengan bendera Blogger Jepara Community mulai bersiap pulang. Ketika hujan mulai mengguyur tubuh kami gegas pulang. Hujan adalah panggilan kuat untuk segera naik kembali ke bukit wana wisata Setro. Jalanan yang kami lalui agar sampai di lokasi wisata adalah jalanan air turun, sehingga air yang turun bisa menghapus jalan licin sebelumnya. Dugaan kami benar. Jalanan tak selicin sebelumnya, dan aliran air dari atas sangat membantu kaki kami manapak kuat di jalan. Badan basah kami abaikan dan pengalaman berjalan di hujan sangat menyenangkan. Mengingatkan kembali pada masa kecil kami. Jam 14:30 kami sampai ke parkir motor kembali. Maka expedisi Air Terjun Sumenep Jepara versi saya pun berakhir. Rombongan yang kami tinggalkan memberi kami foto-foto indah di air terjun Sumenep tingkat 2 dan tingkat 3.
Selintas tentang Piknik Lintas Komunitas
Piknik Lintas Komunitas digagas oleh seorang netizen Jepara bernama Odi dan kawan-kawan. Piknik ini diikuti oleh sekitar 26 komunitas. Setidaknya itulah catatan terakhir yang saya dapatkan. Adapun komunitas yang ikut adalah :
LIST KOMUNITAS JEPARA:
1. Argapala Jepara Adventure
2. Kaskus Regional Jepara
3. Ngluyur Mania
4. TDA Jepara
5. Ayongopi
6. The Reds Jepara (Liverpool)
7. Blogger Jepara Community
8. Passpith Adventure
9. Jewita (Jelajah Wisata)
10. Wing chun jepara
11. PAWARTA (Persatuan Wartawan Jepara)
12. R-lisa FM Jepara
13. Patikawa (Patah Hati Karena Wanita)
14. Madrid Jepara
15. Koskas Jepara
16. Stand up Indo Jepara
17. Sosial Media Jepara
18. VarioUS
19. Juventus club indonesia chapter jepara
20.United Indonesia Chapter jepara
21. Pokerman
22. Pencinta Ayam Bangkok
23. FCBI Jepara (Barcelona)
24. AIS Jepara (Arsenal)
25. CISC Jepara (Chelsea)
26. Paguyuban Fans Club (Eropa) Jepara
Saya nitip 2 jempol untuk koordinator Piknik Lintas Komunitas : Expedisi Air Terjun Sumenep, Mas Odi, Mbak Ulya, Mas Indra dan Mas Hieda (baru 4 itu yang saya kenal) karena berhasil mengumpulkan begitu banyak komunitas dalam persiapan yang singkat. Ketika perjalanan pulang, kami bertemu lebih banyak rombongan yang datang, dan beberapa mobil yang menyusul ke lokasi. Inilah keajaiban media sosial. Ketika membaca laporan langsung di media sosial, banyak rombongan yang terus berdatangan menyusul. Dukuh Setro tiba-tiba mendapat tamu yang sangat banyak. Warung di hutan pinusan Setro yang ketika kami lewati jam 10 siang masih tutup, pada jam 2 siang penuh dengan pengunjung. Begitu juga dengan penjual asongan dadakan yang berjualan di jalur perjalanan.
Harapan setelah acara Expedisi Air Terjun 21 Februari 2016
Ada banyak harapan membuncah di dada para peserta Expedisi Air Terjun 21 Februari 2016. Kami berharap apa yang kami lakukan akan menjadi promosi wisata penduduk sekitar. Kami berharap ada warga yang membuat homestay dan paket wisata Wana Wisata & Expedisi Air Terjun Batealit Jepara. Harapan terbesar kami tentu saja, pemda akan berkenan membuka jalur wisata ke sana. Di desa Batealit ada 5 air terjun alami yang bisa dikembangkan;
- Air terjun Sumenep di dukuh Setro Desa Batealit
- Air terjun Cabe di dukuh Cabe Desa Batealit
- Air terjun Statah di dukuh Sengon Desa Batealit
- Air terjun Seberuk di kawasan hutan Seberuk Batealit
- Grojogan Pasir Batu di Dukuh Krajan Desa Batealit
Mungkin teman-teman agak rancu, ada desa Batealit dan ada kecamatan Batealit. Desa Batealit memang terletak di kecamatan yang memiliki nama sama. Kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Kembang, Keling, Pakis Aji dan Bangsri ini memang cukup luas. Dan luar biasanya, selain 5 air terjun yang saya sebutkan di atas dan terdapat di 1 desa!) masih ada beberapa air terjun lagi di kecamatan ini:
- Air Terjun Nongko Pace, di Somosari
- Air Terjun Banyu Anjlok, di Somosari
- Air Terjun Pancuran, di Somosari
- Air Terjun Grojokan Wergol, di Reguklampitan
- Grojogan Ndayong, di Somosari
Jadi, di kecamatan Batealit terdapat 10 air terjun yang ukurannya cukup besar. Air terjun Sumenep 1 yang saya kunjungi tinggi air terjunnya sekitar 15-20 meter. Layak jika dijadikan paket wisata Wana Wisata & Expedisi Air Terjun Batealit Jepara, kan?
Catatan bagi pengunjung, peserta dan penyelenggara ekspedisi air terjun Sumenep
Ketika perjalanan pulang dan terus berjumpa dengan rombongan baru, saya sempat was-was dengan efek buruk pasca piknik ini. Begitu banyaknya pengunjung air terjun Sumenep hari itu. Banyak rombongan menyusul ke lokasi. Beberapa memaksa membawa motor. Saya mengkhawatirkan jalanan licin akan bertambah licin. Saya mengkhawatirkan kebersihan lokasi karena kendali koordinator piknik tidak bisa maksimal mengingat para penyusul tidak tercatat sebagai peserta. Mungkin ke khawatiran saya berlebihan, tetapi berasal dari kecintaan pada alam.
Bisa dikatakan, kita tak bisa mencegah hal negatif terjadi di sekitar kita. Yang terjadi pasti terjadi. Dugaan saya tak sepenuhnya salah. Sehari setelah acara selesai, twim swiping menemukan banyak sekali sampah plastik makanan para pengunjung. Kerusakan jalan akibat sepeda motor (karena menjadi licin) masih bisa diperbaiki oleh hujan, tetapi sampah plastik tak bisa diurai alam dalam waktu 100 tahun. Maka catatan kecil saya untuk kegiatan serupa seperti ini
Jangan lupa selalu siapkan tim swiping setelah acara selesai. Jangan sampai tujuan baik kita memperkenalkan wisata alam menjadi bumerang bagi kita dan alam.
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=l619jW95mKo[/embed]
Sampai jumpa di Ekspedisi Lintas Komunitas II yang rencananya akan diadakan pada tanggal 27 Maret yang akan datang. Kemana kami pergi? Kita tunggu bersama hasil persiapan tim dari Komunitas Ngluyur Mania Jepara yang didaulat sebagai Leader Project yang akan datang.
daerah sumosari air terjunnya oke. mgkn nnti bs jd referensi yo mbak.
ReplyDeleteAku pengen ke Desa Damarwulan. hahahaha... penasaran.
ReplyDeleteJepara ternyata bnyak tempat wisata bagus ya, adek ipar ku kebetulan asal jepara mbak
ReplyDeleteNamanya sama dengan nama kabupaten di pulau Madura.. :)
ReplyDeleteKeren lho, mbak.. Bisa mengadakan kegiatan seperti ini. Udah gitu antar komunitas. Bisa banyak pesertanya.
Sukses selalu, mbak..
Salam hangat dari Bondowoso..
aku juga mau tuh diajak ke air tejun sumenepnya, mbak hehehee
ReplyDeleteWaah asyiknya bisa piknik bareng2 gitu ya...seru kayaknya pake kepleset2 dan cincing rok segala..wkwkwk :p
ReplyDeleteaaih senengnya bisa foto bareng2 ya mbak SUsi dan Jiaaah....anak2 juga kece, pokoke Jepara is toplah :)
ReplyDeletenampaknya jalan kaki menuju air terjunnya seru banget. bareng2nya sama komunitas itu lhooo
ReplyDeleteTempatnya nggak kalah menarik dengan wisata air terjun di daerah saya. Singgah juga ke tempatku, pasti seruuuu
ReplyDeletewah jadi kepingin nih.. cihuuy
ReplyDeletekeren yaaa airterjunnya. jadi mau berkunjung kesana.
ReplyDeleteWah, Jepara keren juga ya punya air terjun kayak gitu.. btw, gue belum pernah ke air terjun gitu. Pengin banget padahal hehe
ReplyDeleteSalam, Indra Permana
Ada banyak Mas. BIsa disebut kota air terjun juga kelihatannya. ada belasan air terjun di sini
ReplyDeleteKalau mau ke Jepara, hubungi saya ya. siapa tahu bisa ajak teman2 berangkat bareng. Asyik kalau rame2
ReplyDeleteAyo mas.. main ke sini. Jangan lupa bawa pulang sampahnya ya... hahahha..
ReplyDeleteSemoga ada sponsornya nanti Mas
ReplyDeleteIya Mbak... cakep....
ReplyDeleteInsyaAllah Mbak. Semoga bisa ya nanti
ReplyDeleteHahaha.. iya mas. seru banget. kicaunya rameeee
ReplyDeleteHehehe.. alhamdulillah ya mbak.. punya teman blogger yg kece. (Yg dipuji kalau tahu bisa meledak bangga)
ReplyDeleteWah... suatu kebetulan Mbak. Kalau ke Jepara hubungi saya ya
ReplyDeleteAlhamdulillah Mas. Semoga bisa jadi kegiatan bulanan. Tanggal 13 ini insyaAllah jalan-jalan lagi
ReplyDeleteGak nyangka Jepara byk wisata airnya juga ya.. seru bgt rame2 bisa jalan2 :-)
ReplyDeleteBalita bisa digendong Mbak. Kemarin ada kok balitanya
ReplyDeleteHehehe... ada mbak. jangan bawa makanan yg berat agar tidak kelelahan di jalan. bawa yang simple tapi mengenyangkan
ReplyDeleteTerima kasih Mbak. AYo ikut ya
ReplyDeleteAyo mbak, jadwalkan ke Jepara, hubungi saya, insyaAllah bisa berangkat bareng.
ReplyDeleteHahahahaha... entah mengapa yg cincing rok itu dalam kondisi siap di-bully dalam kata. hahahaha
ReplyDeleteIya Mbak, banyak wisata air di Jepara
ReplyDeleteWaaaah seru ya ada expedisi gini Mbak. Aku belum pernah ke Jepara, semoga diberi kesempatan untuk berkunjung kesana suatu hari nanti :D
ReplyDeleteAamiin... semoga bisa ke sini ya mbak
ReplyDeleteWah, asyik ya.. jadi pengen bertualang :)
ReplyDeleteNice Post
ReplyDeleteJadi pengen ikutan acara seperti ini! bisa makin makrab sama alam
Wow Mbak Susi makin mantap ngeblognya.
ReplyDeleteKeren, nambah blog ini lagi.
Moga makin banyak yang ngundang traveling dan bisa ke Sulawesi ya, Mbak.
asik banget kalau acara komunitas begini dilakukan di alam :)
ReplyDeleteWah seru banget ini mbak :D mau dong saya di ajak kalau kesana :D hehe
ReplyDeleteWaktu baca judulnya juga sempat ngira kok air terjun Sumenep di Jepara hehe maklum saya orang Madura :D
ReplyDeleteSalam kenal bu..
ReplyDeleteWah sayang pas acara ini aku nggak bisa ikut :-(
Semoga tetap terjaga keasriannya :-)
*Semoga ada kopdar semasa Blogger Jepara :-D
Banyak yg ikutan explore sumenep
ReplyDeleteAwesome place... pokoke kapan² harus nyampai ke air terjun paling atas. yuk remidi ke sini lagi...
ReplyDeletesalam kenal. sezione jepara
ReplyDeleteRame banget ya Mba yang ikutan ekspedisi air terjun Sumenep.. Senangnya ya bisa ikutan acara seperti ini bareng komunitas blogger..seru ya pastinya..
ReplyDeleteDua hal yg saya tahu tentang jepara
ReplyDelete++ kerajinan ukir
++ Persijap
waah..kompak banget blogger Jepara, air terjunnya tersembunyi ya..aksesnya terlihat cukup sulit
ReplyDeleteYa ampuun..itu beneran ada komunitas patikawa? patah hati karena wanita? wkwkwk
ReplyDeleteasik juga ya kalo ada semacam kegiatan lintas komunitas kayak gini, bisa saling mengenalkan komunitas masing-masing
#aku beneran penasaran sama Patikawa ini :D
kalo jepara mah jangan ditanya lagi kalau tempat wisatanya, keren2 banget. mantaplah
ReplyDeleteaku kira cuma bandengan sama pantai kartini aja .. hahaha....pengen donk kesini ^_^
ReplyDeleteKapan ada acara ksna lagi?
ReplyDeletepengen rame" ke sana nya. kemarin nyoba ke yg Paso cuma berdua ma temen, kurang rame jadinya :D
klo touring kan bih seru rame" gtu