Lasminingrat dalam Potret Lawas

Lama saya mencari perihal Lasminingrat dan menemukannya di Potret Lawas.

Mungkin Salah satunya karena saya baru tahu bahwa Kabupaten Garut dulu namanya Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan dan Sukapura kelak diubah nama menjadi kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Perubahan yang berlaku per 1 Juli 1913 ini dilakukan untuk menyelaraskan nama kabupaten dg nama pusat pemerintahannya.

Sosok Lasminingrat dalam foto para Bupati


Bupati² tanah Priangan bersama para istri, circa 1900.

Dari kiri:
• PA Soeria Atmadja - Sumedang
• RAA Wiratanoedatar VIII - Limbangan
• RAA Prawiradiredja II - Cianjur
• RAA Wiraadiningrat - Sukapura
• RT Martanagara - Bandung

Salah satu wilayah penting, penguasa kolonial selalu menjaga agar bupati² Priangan dijabat figur yang menguntungkan posisi pemerintah Hindia Belanda. Tak heran bupati² dalam potret tsb bagian dari dinasti yang telah berkuasa turun temurun. Bandung jadi sedikit pengecualian.

Sumedang, Limbangan, Cianjur, dan Sukapura dipegang trah keluarga setidaknya hingga seabad ke belakang. Garis keturunan bupati Sumedang bahkan bisa dirunut sampai abad 16. Masa² tertentu kalangan menak antardaerah ini pun saling kawin mawin, melahirkan sulur kekuasaan nan rumit.

Bandung lain sebab saat bupati Koesoemadilaga wafat 1893, anak yang disiapkan jadi ganti, Aom Moeharram, masih bocah. Pemerintah tak sreg dg putra dan famili lain. Jadilah ditunjuk Martanagara patih Sukapura Kolot. Ini sempat jadi geger berujung percobaan pembunuhan dg dinamit.

Oh ya, kabupaten Limbangan dan Sukapura kelak diubah nama menjadi kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Perubahan yang berlaku per 1 Juli 1913 ini dilakukan untuk menyelaraskan nama kabupaten dg nama pusat pemerintahannya.

Sekilat tentang Lasminigrat

Dua dari kiri itu RA Lasminingrat, istri bupati Garut yang masyhur.

Termasuk segelintir perempuan terdidik abad 19, ia menerjemahkan beberapa buku cerita Belanda ke bahasa Sunda. Awal 1910-an Lasminingrat menginisiasi sekolah perempuan di Garut.

Selain Lasminingrat, bupati Bandung juga penulis produktif. Martanagara menerjemahkan sejumlah naskah Jawa – ia sempat diasuh Raden Saleh dan sekolah ke Semarang, jadi fasih bahasa Jawa. Berbilang tulisan lahir pun darinya. Termasuk otobiografi Babad Adipati Aria Martanagara.


Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter