Jasa Kartini pada Industri Mebel Ukir di Jepara


Bagi warga Jepara, Kartini bukan hanya pahlawan nasional yang diperingati setiap tanggal 21 April. Kartini juga menjadi salah satu penyumbang seni ukir khas Jepara. Dikisahkan, ketika berusia 19 tahun, Kartini mengundang sejumlah pengrajin ukir Jepara yang mumpuni. Dia menyuruh mereka membuat sejumlah kerajinan ukir. Salah satunya adalah kotak perhiasan (bothekan) dengan motif ukiran dari hasil sulaman. Botekan merupakan desain asli Kartini. Wadah penyimpan perhiasan bersusun lima ini biasa digunakan sebagai wadah perhiasan dan wadah jamu.












Menurut SP. Gustami (1997:13) yang saya baca, Kartini yang aktif berkorespondensi dengan teman-teman di Eropa jeli melihat peluang. Dia mengumpulkan setidaknya 50 tenaga ukir di kompleks kabupaten Jepara untuk mengerjakan beberapa pesanan. Usai Pameran Karya Wanita di Den Hag 1898, Kartini mendapat banyak pesanan dari kalangan bangsawan, orang kaya, pejabat pemerintah dan orang-orang Eropa Barat. Cerita ini dapat dibuktikan dari sejumlah artikel yang dimuat di media masa terbitan Eropa Barat pada tahun itu.









Sebagai seniman yang pandai menulis dan melukis, Kartini jeli menggabungkan seni dan kepraktisan. Maka lahirlah sejumlah produk mebel kreasi Kartini yang diakui kebenarannya. Produk mebel Kartini untuk Eropa Barat atas nama yayasan Oost en West adalah: kursi dan bangku teras berukuran panjang, kursi pendek dan panjang yang dikombinasikan dengan rotan (alas duduk dan sandaran mirip kursi khas Moris & Co), meja tamu bulat dengan daun meja dari marmer, kursi belajar, kursi dan meja makan, rak bunga, meja rias, dhakon, kursi Semedi Mesu Brata, peti, dan bothekan. Semuanya menggunakan desain yang dilukis Kartini dan diterjemahkan para pengrajin mebel ukir Jepara saat itu.








Untuk peti, ada catatan khusus yang harus dipahami. Peti perhiasan Kartini menggunakan motif hiasan wayang. Sebelum masa itu, hiasan wayang masih tabu oleh pengrajin tradisional. Kartini mengawinkan budaya tradisional dengan budaya modern (Eropa) sehingga berkembang relief ukiran bertema pewayangan dari kisah Mahabarata dan ramayana dalam bentuk relief pada benda-benda fungsional dari kayu di Jepara. Tema-tema yang diangkat adalah “Karna Tanding”, penjual sate, karapan sapi, gerilya, dan lain-lain. Kondisi Jepara saat itu sedang terpuruk karena posisi Kawedanan diturunkan menjadi kabupaten. Saat itu terjadi migrasi (boro) pengrajin Jepara ke kota-kota besar setelah banyak galangan kapal yang tutup memaksa pengrajin juga berevolusi. Begitulah cara Kartini remaja membangkitkan kembali industri seni ukir yang pernah berjaya pada masa Kerajaan Kalinyamat (mengenai seni ukir abad 15 akan saya tulis lain waktu) kembali mencapai puncak perkembangan dan kejayaannya pada akhir abad ke-20 sampai saat ini.







Jepara kembali dikenal sebagai pusat industri seni kerajinan mebel ukir kayu (houtsnijverheid), suatu jebis kegiatan seni tradisi pertukangan dan perundagian yang telah berkembang menjadi salah satu unit industri yang handal (sember: PDF industri seni kerajinan ukir Jepara).Hasil produksinya telah memasuki daerah pemasaran yang luas baik pada tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional, antara lain di lima benua, yaitu di Asia, Afrika, Amerika, Australia dan Eropa.





Ayo... kita kenali pahlawan wanita kita ini lebih dekat...

Related Posts

4 comments

  1. tak belani pinjem buku ben gak dong2 soal mbah Kartini

    ReplyDelete
  2. ulasannya keren, walaupu saya telat baca lantaran hari Nasional R. A KARTINI udah usai. namun saya dapat ilmu lebih dari membaca artikel ini. oya saya juga punya catatan tentang jenis baju R. A. Kartini yang ada dalam foto yang biasa kita lihat hehe

    ReplyDelete
  3. Hahahahaha..... cerminnya banyak ya

    ReplyDelete
  4. Terima kasih kunjungannya Mas. Luar biasa sekali. Saya berminat melihatnya langsung.

    ReplyDelete

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter